Selasa, 08 April 2014

11:03:00 PM
BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
 Setiap individu memiliki hak untuk mempercayai dan menyakini segala sesuatu yang mereka anggap benar, dalam hal ini khususnya adalah agama. Agama telah memiliki berbagai peran penting dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah pada kebudayaan. Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki beraneka ragam budaya, salah satu penyebab keanekaragaman ini adalah banyaknya agama yang dianut oleh masyarakat. Seiring dengan berjalan waktu, masyarakat mencoba untuk menyatukan ajaran agama yang mereka anut dengan kebudayaan lokal sehingga melahirkan budaya baru.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang muncul kemudian adalah :
1. Bagaimana peran agama dalam pengembangan kebudayaan lokal?

1.3. Tujuan Masalah
Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru yang mendasar dan menyeluruh mengenai peran agama dalam pengembangan kebudayaan lokal yang sudah melekat dan diikuti oleh masyarakat secara turun temurun.


BAB II 
PEMBAHASAN

2.1. Peran Agama dalam Pengembangan Budaya Lokal
Agama merupakan kata yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “a” berarti tidak dan “gama” berarti “kacau”. Apabila kedua kata ini digabungkan, maka akan berarti tidak kacau. Dari arti katanya, agama berfungsi untuk memelihara integritas dari seorang agar hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam sekitarnya tidak kacau. Sedangkan kata budaya juga berasal dari bahasa Sansekerta , yaitu “buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” berarti budi atau akal. Pada dasarnya  agama dan budaya merupakan sesuatu yang berbeda, agama merupakan aturan-aturan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan budaya merupakan hasil karya manusia untuk mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karyanya. Tetapi apabila diperhatikan agama dan budaya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk memanusiakan manusia dan membangun masyarakat yang beradab dan berprikemanusiaan.

Di Indonesia terdapat beberapa agama besar yang dianut oleh masyarakat, seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam. Agama-agama yang dianut oleh masyarakat ini berperan cukup penting dalam pembangunan budaya lokal, sebagai contoh agama Islam pada budaya masyarakat Sasak. Pada masyarakat Sasak dahulu terdapat upacara kelahiran, dimana upacara ini biasa disebut juga dengan selamatan perut atau Melak Tangkel yang berarti memecahkan tempurung. Upacara ini dilakukan saat jani dalam kandungan telah berumur 7 bulan. Pada mulanya, tempat penyelenggraan ini adalah disungai yang dipimpin oleh dukun beranak. Pertama-tama kedua orangtua janin turun kesungai dan dimandikan oleh dukun dengan air Bungan rampai (airkumkuman) yang telah dimanterai. Lalu orang tua janin memecahkan sebutir kelapa dan sebutir telur, yang kemudian dibuang ke sungai. Setelah selesai mandi, kedua orang tua jani “disambe” dengan ampas sirih di dahi dan ulu hatinya. Pelaksanaan upacara ini dimaksudkan agar janin yang dikandung dapat selamat hingga keluar saat melahirkan. Namun dengan adanya peran agama, upacara ini disederhanakan menjadi bentuk kenduri biasa, disini upacara diigantikan dengan doa selamatan secara bersama-sama yang dipimpin oleh seorang ulama.

Apabila dipahami kembali, kebanyakan budaya lokal merupakan hasil karya nenek moyang yang telah diciptakan sebelum masuknya agama ke daerah tersebut. Maka tidak heran apabila ada kebudayaan lokal yang tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam agama. Disinilah peran agama untuk mengembangkan budaya-budaya lokal yang bertentangan dengan kaidah-kaidah agama menjadi sesuai. Selain agar sesuai dengan kaidah-kaidah agama, peran agama dalam pengembangan budaya lokal juga bertujuan untuk meningkatkan rasa syukur, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas saya dapat menarik kesimpulan bahwa peran agama dalam pengembangkan budaya lokal sangatlah penting, karena ada budaya lokal yang telah dilakukan oleh masyarakat secara turun menurun yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah dalam agama. Maka disinilah agama berperan untuk mengembangkan budaya lokal agar sesuai dengan kaidah-kaidah dalam agama, sekaligus cara ini juga dapat meningkatkan rasa syukur dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

REFERENSI
Qowaid. 1997. Agama dalam Dimensi Sosial dan Kebudayaan Lokal. Jakarta: Departemen Agama RI.