A. Pertumbuhan
penduduk
Bisa kita lihat rata – rata
setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2 kali lipatnya. Lalu
perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3 kali lipatnya. Itu berarti
penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan
table
Menggunakan interpolasi linear
dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan
dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang
berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing
mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model
pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada
penggandaan lain dalam abad ini.
Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi
pertambahan penduduk
a. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian.
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian.
b. Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
c. Imigrasi
Imigrasi
apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua
maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata
penduduk dengan data pasti
Rumus tingkatkematian yang kasar
Angka kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang
menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka
kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
a.
Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka
kelahiran > 30 per tahun.
b.
Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka
kelahiran 20-30 per tahun.
c.
Angka kelahiran dikatakan rendah jika
angka kelahiran < 20 per tahun.
Pengertian migrasi
Secara umum Migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara)
lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Macam-macam migrasi
Berikut
adalah macam-macam migrasi :
a.
Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu negara ke negara lain.
b.
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam
suatu daerah negara
tertentu.
tertentu.
c.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari
desa ke kota.
d.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
antar pulau dalam suatu negara.
e.
Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke
negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
Proses migrasi
a.
Dalam memilih daerah tujuan para imigran
cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
b.
Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan
adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang
melakukan mobilitas penduduk
c.
Informasi yang positif dari sanak saudara,
kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam
pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
d.
Informasi yang negatif yang dating dari
daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
e.
Makin besar pengaruh daerah perkotaan
terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
f.
Makin tinggi pendapatan seseorang, makin
tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
g.
Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana
terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
h.
Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu
daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dan lain-lain)
i.
Orang yang berumur muda dan belum berumah
tangga lebih banyak mengadakan mobilitas dari pada orang yang sudah berusia
lanjut dan berstatus kawin
j.
Makin tinggi pendidikan seseorang, makin
banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
Jenis-jenis struktur penduduk
a.
Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi,
Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
b.
Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang
dihitung jiwa per km kuadrat.
c.
Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata
statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah
kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Paramida penduduk stasioner, muda dan tua
· Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh Negara
: India, Brazilia, Indonesia.
· Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah
dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia,
Belanda, Skandinavia.
· Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan
jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia
dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa
kekurangan penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia,
Prancis.
Pengertian rasio ketergantungan
Rasio Ketergantungan adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda
dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin
tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
b. Kebudayaan
dan kepribadian
Pertumbuhan
dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
a.
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu
tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak
genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia
Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita
temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli
prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
b. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda
telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji
besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah
mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta
membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan
hindu, budha & Islam
a. Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama
hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke
indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan
lebih maju dibandingkan Hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia
tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme
masng-masing menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa
Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan,
Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari dan lain-lain.
b. Kebudayaan Islam
Abad ke 15 dan 16 agama islam
telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka, Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara
Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam
proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang.
Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah
terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh
kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan
penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan,
Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan.
c. Kebudayaan
barat
Kebudayaan
barat
Unsur kebudayaan barat juga
memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik
Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama
bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota provinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu
yang sama, dikota-kota pusat pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari
kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Pengaruh dan
akibat kebudayaan barat di Indonesia
Dampak Positif Kebudayaan Barat
Berikut ini merupakan dampak positif kebudayaan Barat bagi masyarakat Indonesia.
Perubahan pola pikir dan sikap. Globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat mampu mengubah pola pikir serta sikap masyarakat yang semula berpikir irasional menjadi rasional. Dan perubahan sikap dan pola pikir ini mendorong untuk memanfaatkan akal pikiran semaksimal mungkin, sehingga melahirkan berbagai macam penemuan yang bermanfaat untuk kemajuan dan kehidupan manusia pada umumnya. Sekalipun pada titik tertentu, penggunaan akal pikiran ini sering melampaui batas, terutama menyangkut masalah keyakinan atau agama. Harus dipahami bahwa agama dan kepercayaan tidak selamanya bisa diukur dengan rasional. Ketika akal pikiran tidak mampu mencapainya atau memecahkannya, bukan berarti bahwa apa yang diyakini dalam agama atau kepercayaan itu tidak ada dan bisa diabaikan. Karena dalam tataran tertentu, agama dan kepercayaan ini harus disikapi dengan keyakinan atau keimanan tidak semata-mata hanya mengandalkan akal pikiran.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat telah memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal. Kesempatan bagi masyarakat negara berkembang untuk melakukan hal yang sama, terbuka sangat lebar. Banyak ruang yang bisa dimanfaatkan apakah melalui program pertukaran remaja dan mahasiswa, program beasiswa, maupun dengan mempelajari berbagai macam literatur dari barat yang sekarang ini sudah sangat mudah dan terbuka. Kehadiran teknologi internet seharusnya dilakukan untuk mengoptimalkan masalah ini dan bukan hanya untuk hiburan semata.
Perkembangan industri Barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih telah meningkatkan taraf hidup masyarakat karena jumlah pengangguran jadi berkurang. Hal ini juga menjadi peluang yang terbuka lebar untuk dieksploitasi oleh masyarakat negara berkembang termasuk Indonesia. Ketika pengangguran meningkat bukan hanya memikirkan bagaimana menekan angka kelahiran, tapi bagaimana menciptakan berbagai macam lapangan pekerjaan.
Dampak Negatif Kebudayaan Barat
Selain dampak positif, kebudayaan Barat menimbulkan dampak negatif. Hal inilah yang patut diwaspadai agar masyarakat tidak terjerumus pada hal negatif. Berikut ini beberapa dampak negatif budaya Barat.
Banyaknya produk impor. Produk dalam negeri menjadi terpinggirkan akibat maraknya barang impor. Padahal kalau berbicara aspek estetis, nilai pakai dan kualitas produknya itu sendiri, produksi dalam negeri tidak ketinggalan. Hal ini bukan hanya menghibur diri, melainkan bisa dibuktikan. Ini disebabkan karena dalam memproduksi sebuah produk tertentu, baik di negara barat maupun di dalam negeri, sama-sama menggunakan mesin perkakasa yang sama, digunakan dengan metode yang sama, bahan dasar yang sama dan desain yang sama pula. Kalau kemudian hasilnya yang berbeda, lebih terletak pada quality control yang standarnya kurang. Dan hal ini bisa diperbaiki asal ada kemauan.
Menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi luar yang semakin canggih membuat masyarakat merasa tidak butuh pertolongan sesama. Hal ini menimbulkan sikap tak acuh dan individualisme. Padahal sebenarnya sebagai makhluk sosial, manusia itu ada kebutuhan insani yang tidak bisa tercukupi atau terpenuhi dengan kehadiran peralatan dan kecanggihan teknologi semata-mata.
Berkembangnya gaya hidup kebarat-baratan. Seperti telah disebutkan bahwa budaya barat cenderung dengan kehidupan serba bebas. Hal inilah yang membuat gaya hidup anak-anak sekarang kehilangan rasa hormat pada orang tua, menganut pergaulan bebas, dan gaya hidup hedonis.
Dampak Positif Kebudayaan Barat
Berikut ini merupakan dampak positif kebudayaan Barat bagi masyarakat Indonesia.
Perubahan pola pikir dan sikap. Globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat mampu mengubah pola pikir serta sikap masyarakat yang semula berpikir irasional menjadi rasional. Dan perubahan sikap dan pola pikir ini mendorong untuk memanfaatkan akal pikiran semaksimal mungkin, sehingga melahirkan berbagai macam penemuan yang bermanfaat untuk kemajuan dan kehidupan manusia pada umumnya. Sekalipun pada titik tertentu, penggunaan akal pikiran ini sering melampaui batas, terutama menyangkut masalah keyakinan atau agama. Harus dipahami bahwa agama dan kepercayaan tidak selamanya bisa diukur dengan rasional. Ketika akal pikiran tidak mampu mencapainya atau memecahkannya, bukan berarti bahwa apa yang diyakini dalam agama atau kepercayaan itu tidak ada dan bisa diabaikan. Karena dalam tataran tertentu, agama dan kepercayaan ini harus disikapi dengan keyakinan atau keimanan tidak semata-mata hanya mengandalkan akal pikiran.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat telah memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal. Kesempatan bagi masyarakat negara berkembang untuk melakukan hal yang sama, terbuka sangat lebar. Banyak ruang yang bisa dimanfaatkan apakah melalui program pertukaran remaja dan mahasiswa, program beasiswa, maupun dengan mempelajari berbagai macam literatur dari barat yang sekarang ini sudah sangat mudah dan terbuka. Kehadiran teknologi internet seharusnya dilakukan untuk mengoptimalkan masalah ini dan bukan hanya untuk hiburan semata.
Perkembangan industri Barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih telah meningkatkan taraf hidup masyarakat karena jumlah pengangguran jadi berkurang. Hal ini juga menjadi peluang yang terbuka lebar untuk dieksploitasi oleh masyarakat negara berkembang termasuk Indonesia. Ketika pengangguran meningkat bukan hanya memikirkan bagaimana menekan angka kelahiran, tapi bagaimana menciptakan berbagai macam lapangan pekerjaan.
Dampak Negatif Kebudayaan Barat
Selain dampak positif, kebudayaan Barat menimbulkan dampak negatif. Hal inilah yang patut diwaspadai agar masyarakat tidak terjerumus pada hal negatif. Berikut ini beberapa dampak negatif budaya Barat.
Banyaknya produk impor. Produk dalam negeri menjadi terpinggirkan akibat maraknya barang impor. Padahal kalau berbicara aspek estetis, nilai pakai dan kualitas produknya itu sendiri, produksi dalam negeri tidak ketinggalan. Hal ini bukan hanya menghibur diri, melainkan bisa dibuktikan. Ini disebabkan karena dalam memproduksi sebuah produk tertentu, baik di negara barat maupun di dalam negeri, sama-sama menggunakan mesin perkakasa yang sama, digunakan dengan metode yang sama, bahan dasar yang sama dan desain yang sama pula. Kalau kemudian hasilnya yang berbeda, lebih terletak pada quality control yang standarnya kurang. Dan hal ini bisa diperbaiki asal ada kemauan.
Menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi luar yang semakin canggih membuat masyarakat merasa tidak butuh pertolongan sesama. Hal ini menimbulkan sikap tak acuh dan individualisme. Padahal sebenarnya sebagai makhluk sosial, manusia itu ada kebutuhan insani yang tidak bisa tercukupi atau terpenuhi dengan kehadiran peralatan dan kecanggihan teknologi semata-mata.
Berkembangnya gaya hidup kebarat-baratan. Seperti telah disebutkan bahwa budaya barat cenderung dengan kehidupan serba bebas. Hal inilah yang membuat gaya hidup anak-anak sekarang kehilangan rasa hormat pada orang tua, menganut pergaulan bebas, dan gaya hidup hedonis.
d. Pendapat
mahasiswa mengenai penduduk, masyarakat & kebudayaan
Jika dilihat dari tahun ke tahun, jumlah penduduk di seluruh dunia terus meningkat. Apabila pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat dan tidak dapat dikendalikan, maka akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Di Negara-negara maju jumlah penduduknya sudah dapat di kendali, dengan menekan angka kelahiran dan kematian. Berbeda dengan di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, angka kelahiran masih sangat tinggi dan menyebabkan peningkatan jumlah penduduk yang cepat.Indonesia sebagai Negara kepulauan, memiliki begitu banyak kebudayaan yang berbeda-beda di setiap daerah. Salah satu factor yang mempengaruhi kebudayaan ini adalah kepercayaan yang mereka anut. Di Indonesia hindu merupakan agama yang pertama kali masuk, kemudian agama budha yang dianggap lebih maju karena tidak ada perbedaan kasta-kasta dalam masyarakat. Pada abad ke 15, agama islam mulai menyebar dengan cepat karena dapat disesuaikan dengan kebudayaan ada. Seiring dengan perkembangan jaman, kebudayaan-kebudayaan yang telah lama mulai berubah. Salah satu penyebabnya adalah masuknya budaya luar. Sebernanya masuknya budaya luar khususnya barat memiliki dampak positif, namun harus diwaspadai juga dampak negative yang akan timbul.
Referensi: